Senin, 03 September 2007

Mazda RX 8

Mazda RX-8 "Rotary Engine 40th Anniversary"Wednesday 15 August 2007

Untuk merayakan 40 tahun lamanya kendaraan produksi Mazda dijual di seluruh dunia, Mazda Motor Corporation mengumumkan akan menjual Mazda RX-8 Limited Edition di Jepang. Semenjak perkenalan Cosmo Sport (110S) sebagai produksi pertama Mazda pada tahun 1967, Mazda terus melanjutkan dan mengembangkan berbagai model kendaraan produksi mereka diantaranya yang terkenal adalah Familia Rotary Coupe (R100), Savanna (RX-3), RX-7 dan eunos Cosmo. Sekarang ini Mazda sedang mengembangkan mesin berputar produksi mereka untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan ramah lingkungan. Mazda juga berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan dari mesin berputar hidrogen mereka sebagai bagian dari projek pengembangan teknologi jangka panjang mereka yang dicanangkan pada bulan Maret lalu dikenal dengan nama "Suistanable Zoom-Zoom".

Mazda RX-8 "Rotary Engine 40th Anniversary" akan tersedia dalam dua model yaitu yang menggunakan transmisi manual enam percepatan berbasiskan Mazda RX-8 Type S dan yang menggunakan transmisi otomatis enam percepatan berbasiskan RX-8 Type E. Body mobil diselimuti dengan cat eksklusif berwarna Marble White yang dilengkapi dengan badge "40TH ANNIVERSARY ROTARY ENGINE" pada bodi samping. Lampu depan dan belakang dilengkapi semi-gloss chrome light bezel dengan lampu kabut dilengkapi reflektor berwarna biru.

Desain interior mengambil inspirasi dari interior Cosmo Sport yang ditampilkan lebih modern dengan kursi yang dilapisi kombinasi antara kulit eksklusif asli berwarna hitam dengan Alcantara berwarna light silver. Panel pintu dilapisi kulit sintetik berwarna light silver. Kursi depan eight-way power-adjustable dengan power lumbar support. Roda kemudi dan rem tangan dilapisi kulit eksklusif berwarna hitam dengan jahitan warna abu-abu. Pada model transmisi manual, tuas persneling juga dilapisi kulit eksklusif berwarna hitam dengan jahitan abu-abu. Selain itu, fitur yang juga dimiliki mobil spesial ini adalah pedal dan footrest terbuat dari aluminium, advanced keyless entry & engine starter system, kaca depan dan kaca jendela serta belakang dilapisi lapisan anti air.

Suspensi menggunakan damper Bilstein yang didesain secara khusus dikombinasikan dengan cross member suspensi depan yang diisi dengan urethane foam untuk menghasilkan kualitas dan kenyamanan berkendara yang lebih baik serta performa yang lebih. Velg aluminium alloy highly reflective Dark Silver chrome berukuran 18 inci yang dibungkus oleh ban 225/45R18 91W mengisi bagian kaki-kaki. Mazda RX-8 Rotary Engine 40th Anniversary edition hanya diproduksi sebanyak 200 unit dan sudah tersedia di semua dealer Mazda dan Mazda Anfini di Jepang bulan ini dengan harga yang ditawarkan untuk kedua model adalah 3150000 yen. [l3z/timABT]





Ekonomi Indonesia


Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari
Ekonomi Indonesia
Mata uang Rupiah
Tahun fiskal Tahun kalender
Organisasi perdagangan APEC, ASEAN, WTO
Statistik [1]
Peringkat PDB ke-15
PDB $863,6 milyar (2005)
Pertumbuhan PDB 4,8% (2004)
PDB per kapita $3.200 (2004)
PDB berdasarkan sektor pertanian (16.6%), industri (43.6%), jasa (39.9%) (2004)
Inflasi 6.6% (2004)
Pop di bawah garis kemiskinan 8.% (1998)
Tenaga kerja 105,7 juta (2004)
Tenaga kerja berdasarkan pekerjaan produksi 46%, pertanian 16%, jasa 39% (1999)
Pengangguran 8.7% (2004)
Industri utama minyak bumi dan gas alam; tekstil, perlengkapan, dan sepatu; pertambangan, semen, pupuk kimia, plywood; karet; makanan; pariwisata
Perdagangan Internasional[2]
Ekspor $63,89 milyar (2004)
Komoditi utama minyak dan gas, plywood, tekstil, karet
Mitra dagang Jepang 22,3%, Amerika Serikat 12,1%, Singapura 8,9%, Korea Selatan 7,1%, China 6.2% (2003)
Impor $40,22 milyar (2003)
Komoditi utama mesin dan peralatan; kimia, bahan bakar, makanan
Mitra dagang Jepang 13%, Singapura 12,8%, China 9,1%, Amerika Serikat 8,3%, Thailand 5,2%, Australia 5,1%, Korea Selatan 4,7%, Arab Saudi 4,6% (2003)
Keuangan publik [3]
Utang pemerintah $454.3 milyar (56.2% dari GDP)
Pendapatan $40.91 milyar (2004)
Belanja $44,95 milyar (2004)
Bantuan ekonomi $43 milyar dari IMF (1997–2000)
Sunting

Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.

Latar belakang

Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%–10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing.

Pada pertengahan 1980-an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas ekonomi. Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan dirancang untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang ekspor non-minyak. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 19871997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang.

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987–1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-"collateral" menyebabkan perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya menciptakan gangguan ekonomi.

Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut.


Kajian Pengeluaran Publik

Sejak krisis keuangan Asia di akhir tahun 1990-an, yang memiliki andil atas jatuhnya rezim Suharto pada bulan Mei 1998, keuangan publik Indonesia telah mengalami transformasi besar. Krisis keuangan tersebut menyebabkan kontraksi ekonomi yang sangat besar dan penurunan yang sejalan dalam pengeluaran publik. Tidak mengherankan utang dan subsidi meningkat secara drastis, sementara belanja pembangunan dikurangi secara tajam.

Saat ini, satu dekade kemudian, Indonesia telah keluar dari krisis dan berada dalam situasi dimana sekali lagi negara ini mempunyai sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Perubahan ini terjadi karena kebijakan makroekonomi yang berhati-hati, dan yang paling penting defisit anggaran yang sangat rendah. Juga cara pemerintah membelanjakan dana telah mengalami transformasi melalui ”perubahan besar” desentralisasi tahun 2001 yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari keseluruhan anggaran belanja pemerintah beralih ke pemerintah daerah pada tahun 2006. Hal lain yang sama pentingnya, pada tahun 2005, harga minyak internasional yang terus meningkat menyebabkan subsidi minyak domestik Indonesia tidak bisa dikontrol, mengancam stabilitas makroekonomi yang telah susah payah dicapai. Walaupun terdapat resiko politik bahwa kenaikan harga minyak yang tinggi akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih besar, pemerintah mengambil keputusan yang berani untuk memotong subsidi minyak.

Keputusan tersebut memberikan US$10 milyar [4] tambahan untuk pengeluaran bagi program pembangunan. Sementara itu, pada tahun 2006 tambahan US$5 milyar [5] telah tersedia berkat kombinasi dari peningkatan pendapatan yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil secara keseluruhan dan penurunan pembayaran utang, sisa dari krisis ekonomi. Ini berarti pada tahun 2006 pemerintah mempunyai US$15 milyar [6] ekstra untuk dibelanjakan pada program pembangunan. Negara ini belum mengalami ‘ruang fiskal’ yang demikian besar sejak peningkatan pendapatan yang dialami ketika terjadi lonjakan minyak pada pertengahan tahun 1970an. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah peningkatan pendapatan yang besar dari minyak tahun 1970-an semata-mata hanya merupakan keberuntungan keuangan yang tak terduga. Sebaliknya, ruang fiskal saat ini tercapai sebagai hasil langsung dari keputusan kebijakan pemerintah yang hati hati dan tepat.

Walaupun demikian, sementara Indonesia telah mendapatkan kemajuan yang luar biasa dalam menyediakan sumber keuangan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, dan situasi ini dipersiapkan untuk terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang, subsidi tetap merupakan beban besar pada anggaran pemerintah. Walaupun terdapat pengurangan subsidi pada tahun 2005, total subsidi masih sekitar US$ 10 milyar [7] dari belanja pemerintah tahun 2006 atau sebesar 15 persen dari anggaran total.

Berkat keputusan pemerintahan Habibie (Mei 1998 - Agustus 2001) untuk mendesentralisasikan wewenang pada pemerintah daerah pada tahun 2001, bagian besar dari belanja pemerintah yang meningkat disalurkan melalui pemerintah daerah. Hasilnya pemerintah propinsi dan kabupaten di Indonesia sekarang membelanjakan 37 persen [8] dari total dana publik, yang mencerminkan tingkat desentralisasi fiskal yang bahkan lebih tinggi daripada rata-rata OECD.

Dengan tingkat desentralisasi di Indonesia saat ini dan ruang fiskal yang kini tersedia, pemerintah Indonesia mempunyai kesempatan unik untuk memperbaiki pelayanan publiknya yang terabaikan. Jika dikelola dengan hati-hati, hal tersebut memungkinkan daerah-daerah tertinggal di bagian timur Indonesia untuk mengejar daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih maju dalam hal indikator sosial. Hal ini juga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk fokus ke generasi berikutnya dalam melakukan perubahan, seperti meningkatkan kualitas layanan publik dan penyediaan infrastruktur seperti yang ditargetkan. Karena itu, alokasi dana publik yang tepat dan pengelolaan yang hati-hati dari dana tersebut pada saat mereka dialokasikan telah menjadi isu utama untuk belanja publik di Indonesia kedepannya.

Sebagai contoh, sementara anggaran pendidikan telah mencapai 17.2 persen [9] dari total belanja publik- mendapatkan alokasi tertinggi dibandingkan sektor lain dan mengambil sekitar 3.9 persen [10] dari PDB pada tahun 2006, dibandingkan dengan hanya 2.0 persen dari PDB pada tahun 2001[11] - sebaliknya total belanja kesehatan publik masih dibawah 1.0 persen dari PDB [12]. Sementara itu, investasi infrastruktur publik masih belum sepenuhnya pulih dari titik terendah pasca krisis dan masih pada tingkat 3.4 persen dari PDB [13]. Satu bidang lain yang menjadi perhatian saat ini adalah tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15 persen pada tahun 2006 [14], menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya publik.

rumah melayu

Rumah Melayu
Rumah Melayu

Rumah kayu atau rumah kampung pada suatu masa dulu boleh dikatakan tidak asing bagi orang Melayu. Tapi dengan urbanisasi penduduk kini, ramai anak-anak Melayu yang tidak lagi mengenal apakah ciri bentuk sebenarnya rumah kayu tradisional maupun caranya dibangun tanpa paku.

Sebetulnya, lama sebelum kedatangan pengaruh luar dan telunjuk moden, penduduk asal Melayu dan Orang Asli di Semenanjung Tanah Melayu dan Sumatera serta kaum Bumiputra/Pribumi lain di Borneo dan bagian lain di alam Melayu telah mempunyai sistem perumahan yang canggih, cantik dan serasi dengan gaya hidup dan alam sekitar.

Manakala orang Melayu dan Orang Asli di Semenanjung, Sumatera dan pulau-pulau lain biasanya membina rumah sesebuah (ala banglo) yang didiami oleh sekeluarga besar; sesetengah suku-kaum di Borneo lebih gemar kepada konsep ‘rumah panjang’ yang memuatkan seluruh kampung! Yakni setiap keluarga menghuni satu bahagian seperti ‘apartment’ yang dideretkan sebelah-menyebelah, dengan anjung terbuka di hadapan (dipanggil ‘ruai’ di Sarawak) yang menyambungkan semua unit menjadi sebuah bangunan panjang.

Bahan binaan yang digunakan diambil dari sumber alam yang boleh diperbaharui, yakni pelbagai jenis kayu-kayan, juga buluh dan rotan hinggalah kepada daun-daun pelepah.

Kerangka atau struktur rumah pula menggunakan sistem tebuk-tembus dan pasak yang tidak memerlukan paku. Yakni pembinaan rumah papan Melayu sebenarnya ialah suatu sistem pasang-siap. Maka rumah itu boleh juga ‘ditanggal-buka’ dan di pasang semula di tempat lain, persis yang dibuat oleh Badan Warisan Malaysia untuk Rumah Penghulu Abu Seman, yang dipindahkan dari negeri Kedah ke Kuala Lumpur.

Selain itu, cara binaan tanpa paku juga membuatkan rumah lebih anjal (flexible), sehingga ianya boleh diangkat melalui ‘gotong-royong’ orangramai dan dialih tempat.

Walaupun rumah yang benar-benar tradisional tidak menggunakan sebatang paku pun, namun diakui bahawa bagi rumah kayu yang lebih baru, ada juga elemen bukan struktur seperti isian dinding yang memakai paku.

Dari sudut rekabentuk juga, rumah adat Melayu boleh dikatakan amat canggih dan memuatkan ciri-ciri bistari, lagi kena dengan gaya hidup selesa mengikut adat dan alam.

Ciri-ciri pintar ini termasuklah penyejukan atau pengudaraan semulajadi (natural ventilation), peneduhan (shading), keselamatan dan keamanan (safety and security) serta ‘kepersendirian’ (privacy).

Contohnya sifat paling ketara pada rumah tradisi Melayu ialah ianya didirikan atas tiang. Pelbagai kelebihan muncul dari ‘keterapungan’ ini; termasuklah mengelakkan dari mudah masuknya binatang liar, serta terangkat dari aras banjir. Rumah juga lebih sejuk akibat pengudaraan pada semua bahagian (dari atas, tepi-tepi dan bawah). Selain itu, ruang kosong di bawah rumah (juga disebut ‘polong’) menjadi tempat yang sesuai untuk menyimpan segala macam barang perkakas.

Rumah Melayu juga selalunya terbahagi dua bahagian: yang utama dipanggil ‘Rumah Ibu’ (sempena menghormati peranan ibu sebagai pengelola rumah dan penyeri keluarga), sementara bahagian kedua ialah ‘Rumah Dapur’. Pengasingan ini juga pintar – kebakaran selalunya terjadi dari api masakan; maka jika dapur terbakar, lebih mudah mengawal sebahagian tertentu seperti Rumah Dapur saja dan mengurangkan bahaya Rumah Ibu juga dijilat api dengan cepat.

Jika rumah perlu dibesarkan, struktur ‘Rumah Tengah’ pula boleh ditambah di antara Rumah Ibu dan Rumah Dapur.

Selain itu, selalunya di depan rumah mesti ada bahagian lantai yang lebih rendah dari aras Rumah Ibu. Ianya berbumbung tapi selalunya tak berdinding, cuma berpagar susur (railings). Ini dipanggil ‘serambi’, ataupun ‘selasar’ di setengah tempat di Pantai Timur. Ia menjadi tempat pengantara di antara luar dan dalam rumah untuk duduk bekerja, beristirehat atau menerima tetamu yang tak perlu masuk ke dalam Rumah Ibu, yakni tidak mengganggu keluarga.

Di belakang rumah pula ada ‘pelantar’ yang menjadi tempat kerja basah atau basuhan, yakni sama juga seperti konsep ‘ruang kerja’ atau ‘work area’ bagi apartmen dan rumah moden.

Rumah tradisi yang memang terangkat atas tiang bagi menambah pengudaraan itu juga ada pelbagai gaya tingkap, termasuk jenis tingkap sependiri seperti ‘French window’, guna untuk masuk angin dan cahaya.

Dengan adanya berbagai keping ukiran berlubang di dinding bukan saja sebagai perhiasan, tapi juga bagi menggalakkan udara dan cahaya masuk menceriakan rumah. Ukiran-ukiran pada rumah Melayu berunsur corak geometrik atau tumbuhan (tiada corak fauna hidupan kerana larangan agama), dan banyak yang amat halus pengukirannya.

Bahan penutup bumbung tradisi, yakni anyaman pelepah daun seperti nipah ataupun bumbung genting tanah liat seperti yang dipanggil genting ‘Senggora’ di Pantai Timur Semenanjung Melayu, juga memainkan peranan menyejukkan rumah. Malangnya sekarang ini kepingan zink lebih disukai-ramai kerana ianya murah dan senang dipasang, tapi menyebabkan rumah lebih berbahang dan bising pula semasa hujan.

Bumbung rumah Melayu sentiasa jenis condong untuk kesesuaian cuaca hujan panas tropika (tiada bumbung rata atau leper), dan ada dua kategori utama: gaya ‘bumbung panjang’ (atap pelana) dan keduanya ‘bumbung lima’ atau ‘limas’ (atap perisai). Bumbung panjang ialah jenis yang lebih mudah, yakni hanya satu perabung membentuk bukaan segitiga di kedua-dua hujung yang membenarkan pemasangan penutup tebar layar.

‘Bumbung lima’ ialah jenis yang ada lima perabung (atau juga empat perabung bagai piramid untuk struktur ringkas seperti pondok wakaf). Lebih canggih lagi, ‘bumbung lima’ ini ditambah struktur segitiga di atasnya lalu dipanggil ‘limas’ (dari ‘lima emas’ karena suatu masa dulu hanya rumah orang berada atau pembesar yang berbumbung limas, dan mungkin mula digunakan semasa Kesultanan Johor-Riau).

Dua-dua jenis bumbung ini boleh melahirkan apa jua kombinasi bentuk bumbung yang boleh difikirkan, dan ada tempat yang mempunyai corak bumbung tersendiri seperti bumbung rumah Minangkabau Negeri Sembilan (yakni sejenis bezaan ‘bumbung panjang’). Bumbung rumah tradisi juga pasti ada unjuran (emper/overhangs) untuk teduh dari panas dan hujan lebat. Sepanjang tepian hujung bumbung pula selalu dipasang cucur atap atau 'papan cantik' berukir.

Sesetengah rumah pula ada bilik di dalam rongga bumbung (iaitu seperti ‘attic’, kadangkala dipanggil ‘loteng’ atau ‘lenting’), hatta membuat rumah yang sedia terangkat atas tiang itu menjadi rumah tiga tingkat. Malahan telah ada istana kayu lama yang dibina setinggi lima atau enam tingkat, dengan struktur tanpa sebarang paku pun. Satu contoh indah ialah Istana Seri Menanti di Negeri Sembilan, Malaysia selain juga di Sumatera, Borneo dan Tanah Bugis, Sulawesi.

Malangnya, bangunan sehebat manapun dari bahan organik seperti kayu tidak tahan jika tidak disenggara rapi. Maka warisan rumah papan ini akan pupus tanpa adanya pembinaan rumah asli baru, lebih lagi jika ilmu senibinanya juga hilang dari kalangan orang Melayu.

Kebanyakan arsitek/jurubina tempatan, dalam menimba dan mengejar senibina ala Barat, tidak mengendahkan lagi ilmu binaan tradisi. Sedangkan ilmu senibina lama masih mampu dikaji untuk memberi penyelesaian atau dimajukan lagi buat kesesuaian hidup gayakini.

alam

Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam dan peristiwa (hurrikan, tornado, gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati.

Alam di luar bumi dan atmosfernya

Peristiwa dan fenomena di luar bumi dan atmosfernya ialah dalam ilmu alam astronomi.

Kehidupan

Kehidupan, karakteristik dan tingkah laku organisme, bagaimana spesies dan individu menjadi ada, dan interaksinya satu sama lain dan dengan lingkungannya seluruhnya dalam ilmu alam biologi.

Kimia

Struktur, sifat, komposisi, dan reaksi unsur dan senyawa kimia ialah bagian ilmu alam kimia.

Materi dan gaya

Tingkah laku dan interaksi materi dan gaya ialah bagian ilmu alam fisika.

Bumi

Segala sesuatu yang berkaitan dengan planet bumi ialah bagian ilmu bumi.

Supranatural

Artikel utama: Supranatural

Kebanyakan orang percaya dalam adanya dunia nonmateri dalam pandangan melebihi yang dari hanya pengalaman batin. Mereka lebih percaya dalam badan supranatural dan dalam kenyataan supranatural yang sama sekali berbeda dengan dunia alam. Jika sebagaimana sebuah realitas ada, banyak ilmuwan dan lainnya menegaskan bahwa itu melewati pencapaian ilmiah. Sains telah sangat berhasil dalam membawa yang rupanya tak dapat dipahami dan menurut dugaan fenomena supranatural dalam jangkauannya.

Metafisika

Dalam filsafat, pandangan bahwa dunia materi atom, hewan, gravitasi, bintang, angin, kuman, dsb, sesungguhnya ada secara independen dari pengamatan kita yang disebut realisme; pandangan yang bertentangan disebut idealisme.

Alami dan artifisial

Perbedaan sering digambarkan antara "alami" dan "artifisial" (="buatan tangan"). Dapatkah perbedaan ini dibenarkan? Sebuah pendekatan ialah untuk mengeluarkan pikiran dari alam natural; lainnya ialah untuk tak hanya mengeluarkan pikiran, namun juga manusia dan pengaruh mereka. Dalam kasus lain, batas antara alami dan artifisial sulit digambarkan. Beberapa orang percaya lebih baik masalah dihindari dengan mengatakan bahwa segala sesuatu itu alami, namun berbuat sedikit untuk menjelaskan konsep "artifisial". Dalam tiap peristiwa, ambiguitas tentang perbedaan antara alami dan artifisial menggerakkan banyak seni, sastra dan filsafat.

Pendekatan lain ialah untuk membedakan proses alamiah dan proses artifisial (buatan tangan). Dalam sudut pandang ini, suatu proses dianggap terjadi pada behest manusia, atau tidak. Sebagai contoh, menekan sakelar lampu barangkali menerangi ruangan, atau barangkali matahari terbit menerangi ruangan. Dalam sudut pandang ini, matahari terbit akan disebut sebagai proses alamiah; keputusan manusia untuk menekan sakelar lampu akan disebut sebagai penerangan buatan, dalam perbandingan. Dalam sudut pandang ini, kecerdasan (seni atau sastra) terang merupakan akibat perbuatan manusia yang disengaja; lebih lanjut, perbuatan menetapkan kedudukan filosofi dapat juga merupakan tindakan yang disengaja (dan karenanya pada behest manusia), apakah atau tidak muatan filsafat ialah untuk menjadi tentang sains.

Konsep yang berkaitan

Istilah ilmu alam digunakan dalam berbagai macam jalan, terutama:

Istilah filsafat alam dulunya yang dinamai sebagai disiplin ilmu kini dikenal sebagai fisika.

Teologi alam mengangkang disiplin teologi dan filsafat keagamaan.

Dalam pendidikan dan area berkaitan, berkontras "alami/artifisial" dapat muncul sebagai " alam/pemeliharaan". Lihat juga: praeternatural, ketidakalamian dan supranatural.


transportasi

Traditional & Modern Public Transport in Jakarta

Bajaj

Bright orange and noisy ... easily describes a bajaj. These traditional transportation vehicles became popular in India where they were developed with Vespa and later imported to and built in Indonesia. Similar vehicles are known as rickshaw in Africa, Tuk-Tuk in Thailand and MotoTaxi in Peru. With an estimated 20,000 bajaj in Jakarta, it is evident they are very popular here too!

Bajaj seat two passengers comfortably and up to five passengers - depending on the size of the passenger of course. Their areas of operation are limited to one mayoralty in the city. On the side of the driver's doors you'll see a big circle in which the area is designated ... Jakarta Barat, Jakarta Pusat, etc., with a different color for each mayoralty. The drivers are not allowed to go out of their area and aren't allowed onto many main roads, so routes may be a bit circuitous.

Fare determination is by bargaining. It's always best to ask an Indonesian what they would pay for a trip to a particular destination from your point of departure, and then bargain and pay accordingly.

A ride in a bajaj is hot, utilizing AC alam - or nature's air conditioning. The ride will also be noisy, smelly (car and bus fumes), bumpy, harrowing, and a grand adventure. My favorite maneuver is when the bajajdriver decides to flip a u-turn in the middle of the road.

There is some protection from the rain, unless it's blowing hard. You'd think you'd have to be careful about robbery since the vehicle is so open - but it's not as common as robberies in buses. Having said all that ... bajaj are extremely convenient in many areas of Jakarta for a short drive.

In April 2001 the government announced that they are going to replace bajaj with kancil, a new 4-wheel transportation. It will be interesting to see if they are any improvement!

Becak

Becak were banned within the Jakarta city limits in 1994 due to their propensity to cause traffic jams. Former President Soeharto (and others) also wanted to eradicate becak from the city streets because they felt the work to be degrading to the drivers. Becak are widely missed by people who live in housing complexes off the main roads and small roads which are not serviced by bus routes - as their sheer numbers in the city prior to the crackdown attests to how widely they were used. It used to be a common site in Jakarta to see becak drivers taking children to school each morning, and women home from the pasar (traditional market).

However, you can still find a few becak drivers ignoring the ban in certain locations within the city limits - like behind the luxurious Plaza Indonesia. Outside city limits becak are still found at the junctions of main roads and smaller country lanes that don't have smaller bus routes. Models of becak are different in each city they are found in across Indonesia.

Becak fit two passengers comfortably and possibly even more, depending on the size of the passenger. There is some protection from the sun ... and a plastic sheet that comes down over the front helps protect passengers during rainstorms. Bargain before you get in ... ! And don't expect the driver to have change for large bills.

Bemo

Another noisy little neighborhood vehicle is the bemo, which is used for local transportation in limited areas in Jakarta. Originally brought to Indonesia by the Japanese government as part of a disaster relief package in 1962, the vehicles were never manufactured in Indonesia in as great a number as bajaj or becak. Bemo are found in and near Benhil, Tanjung Priok, Kramat Jati and other areas outside Jakarta.

Bis

There are a large number bus (bis) companies servicing routes in Jakarta. Many of the larger buses seat 25-40 people (depending on type of bus). The buses have set prices (which should be posted on the bus). Bus companies include the government-owned PPD and Damri, which provides service to the airport. Private companies include Metro Mini. Some buses are air conditioned like Mayasari and Patas AC; they are more expensive. Other bus lines are run by cooperatives like Kopaja and Kopami.

All buses have set routes and set fares, but not set schedules. Students in uniform pay a lower rate of Rp 300 - no matter the distance. If you're not sure of the fare, ask other passengers what it is. Pay the “conductor”, who is usually hanging out the back door. He won't have change for big bills.

Buses are the most common transport of the masses. As we near the fourth year of the monetary crisis, they are almost universally in bad condition. There are less buses on the road as the price of spare parts has caused companies to vandalize other buses in their fleet and up to half of many of the fleets may not be roadworthy.

Bus passengers are often the target for robberies, street singers, and beggars - both on the buses and in the major bus terminals. Many bus drivers are notoriously dangerous as they race against each other to try and pick up passengers before the other buses plying the same route. Metro Mini has the worst reputation for poor drivers.

Buses do not necessarily stop at bus stops ... they stop wherever they can pick up a passenger be it in the middle of the road or on a busy intersection. Buses do not necessarily come to a complete stop for passengers to get off and on. So be careful as to which foot you step off the bus with!

The beginning and end points of each bus route are found on the front and back of each bus, along with a route number. If you don't know which bus to take, just ask the people at the bus stop and they'll tell you (helps if you speak Indonesian, of course).

Inter-city buses to other cities in Java and Sumatra (bis antar kota) can be found at the biggest bus stations - Pulau Gadung, Kampung Rambutan, Lebak Bulus, Blok M, and Kota.

Delman

Perhaps the only truly traditional transportation left in Jakarta, delman (horse-drawn carriages) are getting harder to spot in Jakarta nowadays. They are most commonly used to transport goods from major markets. Delman can often be found around Pasar Palmerah, Kemanggisan, Cipulir, around big pasar run by PD Pasar Jaya (the city market authority).

On Sundays you can rent a delman in the roads surrounding Monas (the national monument). The locals usually pile in the kids and have the delman driver take them for a fun ride around the Monas park.

Delman are often rented by a Betawi family to transport kids around the neighborhood to celebrate a sunatan ceremony (circumcision). When rented for parties such as this, the delman are often decorated with traditional Betawi ornamentation which lends a very festive air.

Delman have been used by the expatriate community in Permata Hijau for years to carry their kids around the housing complex to the participating homes for trick-or-treat fun. They provide great fun for a expat child's birthday party as well.

Bargain ahead of time to settle on a price as the price varies depending on the distance. Delman pictured above is from Cibadak, near Sukabumi.

Kereta Api

A commuter train (kereta api) runs several times daily from Bogor to Jakarta. These trains are quite simply furnished and often quite dirty. Scores of passengers brave the dangers and seat themselves atop the trains to avoid paying the fares.

Trains to other major cities on Java leave Jakarta from train stations at Gambir, Tanah Abang and Senin. Different classes of service are available, with the first class or executive class being quite comfortable. Some trains are bookable in advance. Trains are a good transportation option for inter-city travel on a budget. Information on train schedules can be found on the National Railways web site.

Mikrolet/Angkot

Mikrolet and angkot (these vehicles go by other names as well) are smaller vans/mini-buses that serve set routes on smaller main roads. They seat 9-12 people, depending on the type. Fares run from Rp 500 to 1,200, depending on the distance. Students pay Rp 300 if in uniform - for any distance.

The beginning and end points of the routes are visible on the front and back of each bus, along with a route number. For example, Tanah Abang - Meruya M11.

Ojek

Ojek “motorcycle taxis” began appearing in Jakarta after becak were banned in 1994. Ojek service began as a people's initiative to provide a transportation options for people who used to use becak from main roads into housing complexes. There is no government licensing for or control over ojek.

By law all motorcycle passengers should wear helmets, so ojek drivers should have a spare for you to wear. Ojek tend to congregate at t-junctions on main roads and near smaller roads that are not serviced by bus routes. Ladies have a careful balancing act if wearing a dress and must sit sidewise on the back of the vehicle.

Bargain before you get on - ask a local what the price should be first.

Ojek Sepeda

Rarely seen in areas of Jakarta outside Kota and Tanjung Priok in North Jakarta. Ojek Sepeda “bicycle taxis” operate much like ojek, except for shorter distances.

Taksi

Please read our separate article on Taking Taxis in Indonesia.

River Taxi

Back in time, long before taxis, bajaj and becak ... Jakarta's residents traveled the many canals and rivers and canals in a variety of boats. Today there are still places in Jakarta where you can find perahu penyeberangan (boats used to cross). These boatmen take people across a river often from a major road to the kampung on the other side/so that they don't have to travel way out of their way.

sepeda


Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari
Sepeda gunung.
Sepeda gunung.
Sepeda dilengkapi lampu depan, dengan berbagai tas dan alat penyimpanan.
Sepeda dilengkapi lampu depan, dengan berbagai tas dan alat penyimpanan.

Sepeda adalah alat transportasi yang sederhana, tanpa mesin sehingga di Indonesia dikenal sebagai kereta angin. Dari bangun sepeda inilah yang akhirnya dibuat sepeda motor.

Sepeda dikatakan memutus kejayaan kereta kuda dan hewan-hewan sejenisnya. Hebatnya, meski usianya yang sudah tua, konsep melaju yang menggunakan kayuhan kaki ternyata tetap disuka kalangan tua dan muda.

Sejarah

Rancangan sepeda Drais, 1817.
Rancangan sepeda Drais, 1817.

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.

Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Prancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Prancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Kini, sepeda punya beragam nama dan model. Ada sepeda roda tiga buat balita, sepeda mini, "sepeda kumbang", hingga sepeda tandem buat dikendarai bersama. Bahkan olahraga balap sepeda mengenal sedikitnya tiga macam perangkat lomba. Yakni "sepeda jalan raya" untuk jalanan mulus yang memiliki sampai 16 kombinasi gir yang berbeda, "sepeda track" dengan hanya 1 gigi serta "sepeda gunung" yang memiliki 24 gigi.

Kereta api


Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari
Untuk perusahaan perkeretaapian di Indonesia bernama PT Kereta Api (Persero), lihat Kereta Api (perusahaan).
Untuk penggunaan lain dari KA, Ka, kA atau ka, lihat Ka (disambiguasi).
Kereta api sedang melewati daerah kumuh di Jakarta.
Kereta api sedang melewati daerah kumuh di Jakarta.

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Sejarah

Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan trem. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

Jenis-jenis kereta api

Dari segi propulsi (tenaga penggerak)

  1. Kereta api uap
  2. Kereta api diesel
  3. Kereta api listrik

Dari segi rel

Kereta api rel konvensional

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.

Kereta api monorel

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Dari segi di atas/di bawah permukaan tanah

Kereta api permukaan

Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini.

[sunting] Kereta api bawah tanah (Subway)

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris dan Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan.

Dari segi penggunaan

  1. Kereta Api Penumpang
  2. Kereta Api Barang

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api